Headlines
Loading...
Habib Lutfi Pimpin Ikrar Wajib Bela Negara

Habib Lutfi Pimpin Ikrar Wajib Bela Negara

NEWS, ARRAHMAH.CO.ID - Rois Aam Jatman Maulana Habib Luthfi bin Yahya memimpin ikrar di hadapan seribuan hadirin dalam Konferensi Ulama Internasional tentang Belanegara di Pekalongan, Jatim. Tak hanya ikrar, pimpinan tertinggi tarekat di Indonesia itu juga membaiat hadirin untuk melaksanakan belanegara.

"Negara ini membutuhkan kalian. Orang-orang yang peduli dengan nasib bangsa dan keutuhan NKRI. Karena itu belanegara itu wajib," tegas Habib Lutfi.

Sebagai bentuk ikrar, Habib Lutfi meminta hadirin mengangkat tangan sebagai bentuk ikrar. Setelah membaca shalawat, para peserta diminta menirukan ucapan Habib Luthfi.

"Bismillahirrahmanirrahim. Kami berikrar bahwa belanegara wajib," tegas Habib Lutfi yang diikuti seluruh hadirin.

Indonesia Inisiator Belanegara Dunia

Maulana Habib Luthfi bin Yahya menegaskan bahwa semua warga dari negara manapun wajib melaksanakan belanegara. Termasuk juga warga negara Indonesia. Demikian disampaikan Habib Lutfi dalam wawancara khusus dengan TIMES Indonesia di Gedung Djunaid Pekalongan, Jatim, usai memimpin ikrar belanegara beberapa saat lalu.

Menurutnya, sebagai bangsa dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, Indonesia punya komitmen untuk membuat satu konsep utuh tentang kewajiban belanegara. "Lewat konferenai ini semua ulama sepakat bahwa belanegara itu wajib. Dan ulama tarekat menjadi inisiator. Itu juga berarti bahwa Indonesia menjadi inisiator kewajiban belanegara dunia," tandasnya.

Apa implementasinya? Habib Luthfi menegaskan bahwa belanegara itu artinya sangat luas. Tidak hanya sempit seperti zaman penjajahan dulu.

"Sekarang ini taat pada lampu lalu lintas dan tidak ugal-ugalan di jalan itu juga bentuk belanegara. Bukan tembak-tembakan seperti bayangan orang yang sedang berperang," paparnya.

Karena itulah Habib Luthfi minta pada umat Islam memulainya. Termasuk memulai pada hal-hal kecil. Inilah hakekat dari belanegara yang harus dilaksanakan warga suatu negara. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. (KBAswaja/Ibnu Yaqzan)

0 Comments: