Berita
Internasional
Nahdlatul Ulama
News
Nahdlatul Ulama Desak Google Kembalikan Palestina di Maps
Nahdlatul Ulama Dorong Google Maps Kembalikan Palestina di Maps |
Ia menginginkan persoalan tersebut tidak berlarut-larut dan perlu penyelesaian sesegera mungkin agar tidak melebar menjadi sentimen keagamaan. "Kalau tidak dikembalikan, akan kami lawan," kata alumni salah satu perguruan tinggi di Mekkah, Arab Saudi, itu.
Said menyamakan fenomena ini dengan penghilangan beberapa unsur NU dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia menyebutkan, dalam literatur sejarah kemerdekaan Indonesia, beberapa peran NU telah dihilangkan.
Menurut Said, sejarah telah menghapus tokoh NU bernama Harun yang meletakkan bom di mobil panglima perang Inggris Mallaby yang tewas pada November 1945 di Surabaya.
"Demikian juga dengan pelaku perobekan bendera warna biru sehingga tinggal Merah-Putih di Hotel Oranye, Surabaya, juga warga NU," ujar Said menambahkan.
Google dituduh menghapuskan Palestina dari Google Maps. Namun, faktanya Google memang tidak pernah melabeli Palestina.
The Guardian menjelaskan, saat Anda mencari Palestina di Google Maps, Anda akan melihat adanya garis batas dari negara tersebut, tapi Anda tidak akan menemukan label Palestina di sana. Karena, meski 136 negara PBB mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, AS dan banyak negara di Barat tidak mengakui hal ini.
Google tidak mengubah penggambaran Palestina di Maps belum lama ini, tapi, setelah forum wartawan Palestina mengeluarkan pernyataan kecaman pada Google terkait masalah ini, hal ini lalu menyebar melalui media sosial dan badan pemberitaan.
Orang-orang lalu menunjukkan rasa marah mereka dengan menggunakan tagar #PalestineIsHere atau Palestina Di Sini.
Seorang juru bicara Google berkata, "Tidak pernah ada label 'Palestina' di Google Maps. Namun, kami baru saja menemukan sebuah bug yang menghilangkan label untuk 'Tepi Barat' dan 'Jalur Gaza'. Kami sedang berusaha kembali memunculkan label ini."
Sebuah petisi dari bulan Maret yang mendorong Google untuk memasukkan Palestina ke dalam aplikasi peta mereka baru-baru ini kembali mendapatkan perhatian. Sekarang, telah ada hampir 250 ribu orang yang menandatangani petisi tersebut.
Kemarahan yang ditunjukkan oleh orang-orang secara online menunjukkan bahwa teknologi pemetaan mempengaruhi pemahaman seseorang tentang dunia. (KBASWAJA/IBN YAQZAN)
0 Comments: