Headlines
Loading...
Tentang Dhaif (Lemah)-nya Hadits Doa Buka Puasa "Allahumma Laka Shumtu"

Tentang Dhaif (Lemah)-nya Hadits Doa Buka Puasa "Allahumma Laka Shumtu"



Doa Berbuka Puasa
Doa Berbuka Puasa
KHAZANAH ISLAM, ARRAHMAH.CO.ID - Hari senin awal puasa ramadhan kemarin seorang teman bertanya perihal keabsahan 'doa menjelang berbuka puasa' di grup whatsapp. "Teman-teman ada yang taukah hukum melafalkan doa berbuka puasa ini (Allahumma laka sumtu dst), ada yang bilang riwayat hadis yang di dalamnya lafal doa ini adalah dhaif (lemah)."

Mari kita simak kitab berjudul "Maqashid al-Shaum" karya Sulthanul Ulama Izzudin Abdul Aziz ibn Abdissalam.

Di dalam buku tersebut, Al-Izz ibn Abdissalam menyebutkan doa menjelang berbuka puasa, salah satunya "Allahumma laka sumtu", dan "dzahaba adzomau wabtallatil uruqu" dan seterusnya, mungkin disebabkan doa-doa nilah yang masyhur di kalangan syafi'iah saat itu.

Iyyad Khalid, pentahqiq kitab "Maqashid al-Shaum" mengatakan: bahwa hadis (allahumma laka sumtu) menurut Syekh Arnaut memiliki riwayat dari banyak sahabat, dalam ilmu hadis hal ini disebut sebagai 'memiliki banyak syawahid', dan setiap riwayat saling menguatkan satu sama lain."

Dalam perihal ini, tingkatan dhaif yang ada dalam riwayat doa tsb, bisa naik derajatnya ke hasan lighairihi, karena terdapat riwayat lain yang menguatkannya.

Pendek kata: boleh mengamalkan hadis ini (Allahumma laka sumtu).

Ini kata para ulama besar dan mu'tabar yang kredibilitasnya sudah diakui dan teruji dalam sejarah Islam.

Nah, di zaman sekarang ini orang mudah sekali untuk berpendapat: ini dhaif, jangan dipakai, ini bid'ah. Padahal kredibilitas dan kapasitas keilmuan mereka belum teruji.

Realita kita masa kini: 
Orang-orang banyak yang belajar dari internet, copas sana copas sini tanpa merujuk ke Guru terlebih dahulu atau ke buku Madzhab Fikih yang mu'tabar. Padahal ulama salaf salih sangat berhati-hati dalam masalah agama.

Bahkan Abdullah ibn Mubarak pernah berkata: "Kalau bukan karena sanad hadis, maka orang-orang akan seenaknya saja berkata ( ini halal itu haram) maka lihatlah darimana engkau mengambil ilmu agamamu!

Wallahu A'lam bi Shawab.
Ramadhan Karim.

Hamba Allah, mengutip dari Kharisma Biyan, mahasiswi pasca sarjana Univ. Al-Azhar.

0 Comments: